LIPUTAN JATIM

Anwar Sadad Dapat Gelar Doktor Bidang Politik Islam Dengan Nilai Memuaskan

Liputanjatim.com – Ketua DPD Partai Gerindra Jatim sekaligus Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad berhasil menyandang predikat Doktor Bidang Politik Islam.

Sadad berhasil lolos ujian terbuka Program Studi Islam mengangkat disertasi berjudul Genealogi Politik Islam Indonesia Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Telaah Terhadap Produk Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur Perspektif Maqasid al-Shariah).

Ujian terbuka tahap kedua berlangsung di Auditorium UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Para penguji promovendus terdiri dari Dr H Hammis Syafaq, M.Fil.i, Dr Rofhani, M.Ag, Prof.H.Masdar Hilmy, S.Ag.,M.A.,Ph.D. Kemudian Dr Sanuri, S.Ag., M.Fil.I., Prof Dr Syamsul Arifin, M.Si (UM Malang), Dr Ahmad Nur Fuad, MA dan Dr Khoirul Yahya, M.Si.

Pimpinan Sidang Terbuka Hammis Syafaq membacakan hasil rapat tim penguji ujian disertasi tahap kedua yang menyatakan Anwar Sadad lulus dan memenuhi syarat menjadi Doktor ke-842 Pascasarjana UINSA dengan predikat sangat memuaskan.

“Ini mestinya cumlaude, karena semesternya masksimal maka sangat memuaskan,” kata Hammis di Gedung Auditorium UINSA, Senin (12/6/2023).

Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani yang menjadi tamu undangan VIP juga memberikan selamat kepada Anwar Sadad.

“Selamat kepada Doktor Anwar Sadad. Semoga memberi manfaat kepada dirinya, keluarga, dan orang banyak. Kepada seluruh pengajar, penguji saya ucapkan terima kasih atas waktu dan bimbingan yang diberikan kepada sahabat saya sampai beliau menyelesaikan program doktor S3 di UINSA,” jelas Muzani yang juga Sekjen DPP Gerindra.

Wagub Jatim Emil Dardak yang juga hadir menilai sosok Sadad merupakan tokoh yang sudah banyak makan asam garam dunia politik.

“Penelitian Sadad tentang politik Islam dalam produk kebijakan Pemprov Jatim memberikan motivasi tersendiri. Jatim bisa menjadi daerah tolak ukur,” kata Emil.

Suami Arumi Bachsin ini mengapresiasi peran para pakar dan berharap lebih banyak lagi penelitian pemahaman mengenai politik Islam sebagai bentuk eksistensi umat Islam dalam membangun bangsa dan negara.

“Insya Allah ini akan membawa kemaslahatan bagi kita semua,” kata Emil.

Anwar Sadad sendiri bersyukur bisa lulus ujian terbuka disertasi Program Doktor Bidang Politik Islam Pascasarjana UINSA. Ia ingin menanamkan politik sebagai alat perjuangan. Ia meneliti politikus dengan background pesantren dengan substansi nilai politik Islam. Meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur dengan kandungan kemaslahatan yang sesuai nilai syariat IsIam.

“Perjuangan politik Islam jangan berhenti di simbol-simbol saja,” ujarnya.

Sebelumya, di hadapan para penguji, promovendus memaparkan perbandingan produk kebijakan Pemprov Jatim dengan tata cara politik Islam. Rumusan pertama yang digunakan Sadad sebagai pisau analisa yakni teori Wahbah Az-Zuhaili.

Sadad mencoba menemukan substansi dari al-Siyasah al-Syar’iyyah. Ia mengidentifikasi teori itu merupakan inti dari hampir seluruh pendefinisian politik Islam di berbagai zaman. Kegairahan untuk membangkitkan nilai-nilai agama dalam bahasa modern, adaptatif dan kontemporer.

“Kita harus bisa menemukan itu dalam seluruh produk kebijakan yang merupakan produk politik, sehingga tidak hanya menjadi jargon-jargon politik,” kata Sadad.

Sadad mengungkapkan sebuah kalimat konseptual atas hasil penelitian tersebut sehingga layak meraih gelar Doktor Pemikiran Politik Islam.

“Disertasi ini substansinya intinya adalah menemukan substansi dari siyasah Islamiyyah atau politik Islam dan konteks politik kontemporer hari ini,” kata Sadad.

Lebih lanjut ia menjelaskan, ciri konteks siyasah Islamiyyah atau politik Islam dalam pemerintahan menerapkan Maqasid al-Shariah. Yaitu pemerintahan yang merupakan produk politik konsisten memproduksi kebijakan sesuai dengan prinsip-prinsip dalam Maqasid al-Shariah.

Lima poin perspektif maqashid syariah di antaranya yaitu pemeliharaan agama, pemeliharaan jiwa, pemeliharaan keturunan, pemeliharaan harta dan pemeliharaan akal. Dari kelima poin tersebut terdapat tingkatan prioritas yaitu dharuriyat, hajiyat dan tahsiniyat.

“Sepanjang produk kebijakan pemerintah menjaga enam unsur itu maka dapat dikatakan dia menjaga politik Islam,” ujarnya.

Promotor promovendus, Prof.H.Masdar Hilmy, S.Ag.,M.A.,Ph.D. tak ketinggalan memuji tekad Anwar Sadad menjadi wakil rakyat dan politikus yang menanamkan nilai-nilai keislaman. Ia bangga bisa mengantar Sadad sampai ke detik ini.

“Kami bersyukur akhirnya Anwar Sadad menjadi Doktor. Beliau ini perfeksionis ingin selalu yang sempurna,” pujinya.

Prof Hilmy kesempatan juga mengapresiasi disertasi promovendus sangat bermakna bagi rakyat.

Turut hadir dalam forum ini, Ketua DPRD Jatim Kusnadi, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Sekretaris DPD Partai Gerindra Jatim Kharisma Febriansyah, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, Wakil Ketua DPRD Jatim Anik Maslachah, Pengasuh Ponpes Salafiyah Jember beserta sejumlah pejabat perwakilan Forkopimda Jatim dan tokoh penting pemerintahan.

Diketahui, Anwar Sadad telah menyelesaikan sejumlah pendidikan bidang politik Islam. Ia merupakan alumnus S1 UIN Sunan Ampel Fakultas Ushuluddin, S2 UIN Sunan Ampel Fakultas Pemikiran Islam dan S3 UIN Sunan Ampel Fakultas Dirasah Islamiyah dan kini menjadi Doktor Bidang Politik Islam.

Exit mobile version