LIPUTAN JATIM

Antisipasi Investor Terhadap Pemilu 2024: Stabilitas Politik dan Kebijakan Ekonomi Jadi Sorotan

Pemilu dilaksanakan pada14 februari 2024/ bontangpost.id

Liputanjatim.com – Tahun ini, presiden baru akan dipilih secara demokrasi untuk Indonesia. Agenda 5 tahun sekali ini merupakan salah satu faktor utama investor terus menahan dananya dengan melihat arah kebijakan ekonomi strategis dari presiden mendatang. Selain itu, investor juga ingin memastikan kondisi politik di Indonesia tetap stabil pasca Pemilu 2024.

Pemilu kali ini dilaksanakan serentak, dimana kita akan memilih anggota Legislatif dari mulai tingkatan daerah hingga pusat, pemilihan DPD, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi terbesar nomor 3 di dunia tanggal 14 Februari 2024.

Pada akhir tahun 2024, kita juga akan memilih kepala daerah baik Bupati/Wali Kota dan Gubernur. Sirkulasi Kekuasaan 5 tahun sekali ini memang berdampak kepada segala aspek kehidupan di dalam negeri maupun posisi Indonesia dalam kancah Global, tak terkecuali aspek Ekonomi.

Dalam rilis Bank DBS, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat pada tahun 2024 ini, di tengah ketidakpastian global dan pergerakan politik, masih di angka 5% per tahun. Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan Bank DBS untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2023 lalu sebesar 5,4% YoY.

Berdasarkan ahli ekonomi politik Alberto Alesina, berpendapat bahwa ditemukan ketidakstabilan politik yang dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian tersebut juga mendukung pemikiran bahwa hal yang sangat berbahaya untuk pertumbuhan ekonomi adalah polarisasi dalam masyarakat dan dalam arena politik yang mengarah kepada perubahan arah politik secara signifikan.

Oleh karena itu, masyarakat Indonesia yang beragam budaya perlu wasapada terhadap polarisasi tersebut. Hal ini untuk menjaga kesatuan dan keberlangsungan negara khususnya dalam memperbaiki perekonomian di setiap daerah.

Exit mobile version