Liputanjatim.com – Anggota DPRD Jawa Timur Achmad Amir Aslichin ingin menghidupkan kembali peran Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai motor penggerak perekonomian kerakyatan di desa. Keinginan tersebut berangkat dari pontensi ekonomi desa tidak terkelola dengan baik, sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat desa berjalan lamban.
Ia menjelaskan bahwa KUD bergerak masif sejak tahun 1978 dengan menjelma sebagai instrumen swasembada pangan. KUD menjadi koperasi yang bisa menjadi alternatif pemerintah dan petani saat hasil panen melimpah dan tidak terserap di pasaran. Namun sejak masuk tahun 2000-an, KUD murai redup, peran dan fungsinya untuk menyerap hasil panen petani dan tempat simpan pinjam keuangan tergantikan oleh tengkulak. “Fase ini, harga produk pertanian mulai tidak stabil, karena tengkulak mampu mengendalikan harga, dan banyak petani tidak berdaya,” ungkapnya.
Untuk itu, politisi PKB Jawa Timur itu ingin menghidupkan kembali peran dan fungsi KUD dengan manajemen baru yang tidak hanya fokus menyerap hasil panen seperti giling padi, distribusi pupuk dan pola-pola lama. Namun lebih pada bagaimana KUD memanfaatkan teknologi infomasi market place.
“Saat ini eranya pasar digital, sehingga PR nya adalah menjadikan anggota KUD paham dan mampu memanfaatkan market place. Produk KUD bukan lagi mentahan, tapi barang jadi hasil dari kreativitas anggotanya,” katanya.
Tidak hanya itu, KUD juga bisa menyasar sektor jasa seperti travel untuk destinasi wisata. Sebab sektor tersebut pangsa pasarnya di Jawa Timur sangat tinggi.
“Revitalisasi KUD seharusnya nothing to lose. Apa sebab? Karena sejatinya KUD sekadar bentuk, sedang apa yang esensial adalah spirit koperasi, mensejahterakan anggotanya,” sambungnya.
Namun, kata Amir Aslichin, untuk menghidupkan kembali peran KUD harus ada campur tangan dari pemerintah. mulai pelatihan, pendampingan dan penyertaan bantuan permodalan dari pemerintah ataupun swasta.