Surabaya, Liputanjatim.com – Politisi Fandi Utomo di masa pemilihan legislatif ini mulai menjadi pembicaraan masyarakat Surabaya-Sidoarjo. Bukan karena mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI 2019, namun lebih dari itu. Masyarakat banyak bertanya-tanya mengapa ia memilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai tempat untuk berjuang di politik.
Mantan Calon Walikota Surabaya tahun 2010 itu akhirnya membuka alasannya memilih PKB kepada awak media. Ia menceritakan bahwa ada banyak partai yang meminangnya untuk maju sebagai caleg DPR RI, namun ia menolak karena tidak sesuai dengan pilihan ibunya.
“Saat itu banyak partai lain yang meminta saya untuk bergabung. Akhirnya saya meminta pendapat dan rekomendasi dari ibu saya. Beliau mengatkan jika lebih baik saya bergabung ke PKB saja,” ungkap caleg PKB no 3 dapil Surabaya-Sidoarjo itu.
Tentu ada ada alasan mengapa ia yakin dengan pilihan ibunya terbaik untuk begabung bersama PKB. PKB sebagai rumah politik bagi warga NU yang memperjuangkan dan mempertahankan kultur budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. “PKB itukan rumahnya orang NU, PKB menang NU jaya, PKB menang pancasila jaya,” ungkapnya.
Ia kemudian menjelaskan bagaimana peranan PKB dan NU dalam menjaga keharmonisan masyarakat dalam perbedaan suku agama dan budaya. Cinta tanah air adalah sebagai wujud nyata menjaga persatuan dari perbedaan yang ditanamkan oleh NU.
“Kalau tidak ada NU yang menjadi jembatan masyarakat, bisa lebih dari Afganistan atau bahkan Iran serta Irak yang tengah berkonflik tiada henti utu. Kok bisa? Karena di NU ini ada semangat cinta tanah air adalah sebagian dari iman, yang diajarkan oleh KH Masyim Asyari selaku pendiri NU,” terangnya.
Sebab itulah ia yakin dengan pilihan ibunya. “Karena amanah ibu, maka saya pun tunduk serta patuh. Enggak berani saya melawan perkataan beliau. Takut kualat nanti,” ucapnya. [wv]