Liputanjatim.com – DBL Arena Surabaya, begitu padat sejak siang tadi karena sedang ada acara Surabaya YES 2019 (Young Entrepreneur Summit) dengan tema “Arah Baru Ekonomi Indonesia Entrepreneur Lokomotif Ekonomi Nasional”.
Acara yang bertajuk kewirausahaan ini sedianya mendorong generasi milenial untuk berwirausaha secara kompeten dan mampu bersaing di era digital.
Acara yang dihadiri ratusan orang dari berbagai kalangan terlebih kalangan milenial atau mahasiswa ini dihadiri oleh beberapa pengusaha sebagai narasumber yaitu Sandiaga Uno, Gamal Albinsaid, Hendy Setiono, Tasya Nur Medina, Andre Taulany, dan Rina Nose sebagai host acara, serta Via Vallen sebagai guest star.
Namun begitu, beberapa peserta merasa kecewa dengan acara tersebut, karena merasa acara ini dijadikan sebagai kampanye terselubung. Padahal niatnya benar-benar ingin mendapat pengetahuan soal kewirausahaan dari para narasumber. Namun sejak pertama kali masuk ke Gedung DBL banyak atribut yang secara simbolik menggambarkan bahwa itu adalah kampanye terselubung yang dibungkus Entrepreneur Talkshow.
Salah satu peserta bernama Desi E.S, alumni kampus Negeri di Surabaya, merasa menyesal karena acara yang dia hadiri menjadi acara kampanye terselubung.
“Saya merasa menyesal dan kecewa ikut acara ini karena dijadikan sebagai kampanye terselubung. Sejak saya masuk ke gedung saya melihat banyak panitia berbaju biru muda bertuliskan Sandi Uno di depannya dan kode 02 dibelakangnya. Dan goodie bag yang dibagikan tidak ada materi satupun melainkan berisi bendera tangan, sertifikat, kaos dan topi yang berinisial Sandi Uno dan kode 02. Dimana kita semua tau lah kode 02 adalah no. salah satu paslon presiden dan wakil presiden,” tuturnya sambil menunjukkan isi goodie bag yang dibawanya, Sabtu (16/2/2019).
Desi mengaku jika dirinya datang ke acara tersebut karena diajak oleh koleganya. Dimana dia tidak menyadari sebelumnya karena untuk bisa mengikutinya harus daftar online terlebih dahulu dan biaya registrasinya senilai Rp 100.000, dengan pemberitahuan kalau seat terbatas. Seperti beberapa seminar bisnis lainnya yang seringkali dia ikuti memang berbayar kalau narasumbernya sudah terkenal.
Namun ia merasakan kejanggalan saat mendapat free seat, dan sudah ada yang membayar biaya registrasinya. Tapi dia baru sadar ketika sudah berada di tempat acara. Rupanya, acara ini memang sejak awal sudah dibingkai seperti ini untuk menarik kalangan milenial seperti dirinya yang tertarik menjadi seorang entrepreneur.
Desi pun mengaku jika pilihan politiknya nanti sudah sesuai dengan hati nuraninya. Karena ia lebih melihat latar belakang calon kandidat yang berkompetensi di bidangnya.
“Kaum milenial saat ini sudah cerdaslah mana kandidat yang mampu bekerja atau tidak, meskipun saat ini saya hadir pada acara ini, bukan berarti saya berubah haluan mendukung pak Sandiaga Uno sebagai cawapres,” ungkapnya.
Desi menegaskan, jika dirinya tidak akan pernah terhasut dengan kampanye terselubung tersebut. Sebab, menurutnya kaum milineal lebih memilih dengan nalar ketimbang fanatisme buta terhadap calon pilihannya.
“Kami kaum milenial yang mungkin masih awam terhadap politik, tidak serta merta menelan mentah-mentah informasi yang kami terima. Ya contohnya, seperti pada acara kali ini. Apapun niat dibalik acara ini, pilihan saya tetap pada Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin,” pungkas Desi. [ze]