Abdillah Nasih Sesalkan Ketidakhadiran Pihak RS dalam Hearing Dugaan Keterlambatan Penanganan Pasien

Liputanjatim.com – Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Abdillah Nasih menyesalkan ketikdakhadiran pihak Rumah Sakit Bunda Waru Sidoarjo dalam agenda Hearing di DPRD Sidoarjo, Rabu (12/04/2023).

Pasalnya, Hearing digelar untuk mendengarkan klarifikasi pihak rumah sakit terkait kematian pasien yang diduga disebabkan oleh lambannya penanganan pelayanan rumah sakit swasta di Waru itu.

“Namun, hingga Hearing selesai tidak ada satu pun yang hadir dari pihak manajemen rumah sakit,” ujar Abdillah Nasih saat memimpin Hearing.

Untuk itu, pihaknya akan memberikan kesempatan pertemuan kembali dan pihak rumah sakit akan dipanggil ulang untuk memberikan klarifikasi.

Hal itu penting dilakukan karena mengenai dugaan keterlambatan penanganan pasien yang menyebabkan kematian seseorang.

Ia berharap semua pihak dapat terbuka dalam penyelesaian masalah ini. Termasuk juga pihak Rumah sakit. Ia berharap mereka dapat segera memenuhi panggilan DPRD Sidoarjo agar masalah tidak semakin berlarut.

“Kalau memang terkait dengan kesalahan dalam pelayanan, maka konsekuensinya harus diterima. Tapi saya berharap pihak rumah sakit harus bisa membangun komunikasi yang baik dengan pihak keluarga pasien. Kalau bisa sowan dan melakukan komunikasi yang baik dengan pihak keluarga pasien yang meninggal itu,” harap Ketua F-PKB DPRD Sidoarjo ini.

Diketahui, Hearing ini bermula karena adanya keluhan dari keluarga pasien yang menerima pelayanan buruk dari sebuah rumah sakit swasta di Waru.

Pihak Rumah sakit dinilai lambat dalam memberikan pelayanan sehingga menyebabkan pasien asal Desa Pranti Kecamatan Sedati meninggal dunia.

“Saat orang tua saya atas nama Teguh (67) datang di Rumah sakit kita tidak boleh masuk ke ruang UGD dan disuruh menunggu diluar. Katanya harus diluar dulu dan daftar dulu. Saya juga tidak tanya alasannya kenapa? Saya pikir saat saya daftarkan pasien bapak saya diberi tindakan, ternyata tidak,” jelas keluarga pasien Sri Sutami dalam Hering bersama DPRD Sidoarjo.

Hal yang sama disampaikan Kepala Desa Pranti, Eko Purnomo. Menurutnya, saat itu dirinya ditelepon pihak keluarga pasien karena orang tuanya meninggal di rumah sakit itu.

“Setelah saya datang ke rumah sakit bertemu dengan dokter dan bertanya ke dokter soal pasien meninggal karena sakit apa? Tapi dijawab dokter pasien meninggal karena sakit jantung. Disitu saya mulai marah. Karena orang yang meninggal pasti sakit jantung. Padahal yang dikeluhkan keluarga proses penanganan dari awal,” sampainya.

Sedangkan pihak rumah sakit sebenarnya tidak melakukan tindakan medis apapun kepada pasien yang ada di rumah sakit. Ia menyebut tidak ada satupun tindakan yang dilakukan oleh pihak Rumah sakit, baik itu pemberian infus, oksigen, maupun cek laboratorium.

Karena itu, Kades Pranti membantah alasan yang disampaikan pihak rumah sakit melalui Dinas Kesehatan Pemkab Sidoarjo. Yakni permasalahan muncul ketika jenazah sudah diantarkan ke rumah duka. Lalu ada petugas bagian kasir melakukan penagihan sisa uang pembayaran.

“Kita ini menanyakan tindakan medis dari rumah sakit terhadap pasien? Mana rekam medis pasien dan hasil lab pasien? Kok malah pihak rumah sakit menyampaikan permasalahan adanya petugas bagian kasir melakukan penagihan uang sisa pembayaran,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here