Liputanjatim.com, Kota Malang – Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Malang, Mochammad Anton dan Syamsul Mahmud mengajak masyarakat untuk mengedepankan sikap politik yang cerdas dan sehat dalam Pilwali Kota Malang 2018.
Menurut paslon yang diusung tiga partai politik yakni PKB, PKS, dan Gerindra serta didukung partai Perindo tersebut, politik yang cerdas dan sehat yakni sebuah tindakan politik yang mengedepankan persaingan program daripada model kampanye yang hanya mengarah pada serangan yang bersifat individu, hoax, serangan pribadi dalam bentuk membully pihak lawan maupun black campaign.
Calon Walikota Malang (Petahana) Mochammad Anton sekali lagi mengingatkan para pendukungnya untuk tetap menjalankan kampanye yang sehat. Pihaknya juga mentaati aturan termasuk tidak memasang alat peraga sendiri diluar ketentuan KPU.
Suami Dewi Farida Suryani itu, juga meminta tetap menjaga suasana Kota Malang tetap damai, tak melakukan kampanye hitam, dan menggunakan isu SARA sebagai bahan kampanye politik.
Apalagi, belum lama ini Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara gamblang mewanti-wanti agar tiap paslon tidak melakukan money politic, serta black campaign, apalagi menggunakan isu SARA dalam Pilkada 2018.
“Saya dan Mas Syamsul ingin Pilwali Kota Malang ini damai, dan yang sehat. Bukan mencari menang kalahnya, tapi menang dengan terhormat,” ujar pria asal Tlogomas ini.
Keduanya ingin memberikan contoh bagaimana menciptakan politik sehat dan kampanye damai guna memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik bagi masyarakat Kota Malang.
“Tidak boleh ada politik uang, black campaign apalagi isu SARA. Kita tidak ingin mencederai demokrasi. Suasana Kota Malang yang sudah kondusif ini harus terus kita jaga bersama,” tegasnya saat dikonfirmasi usai mengikuti Deklarasi Kampanye Damai, yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang di bilangan Ijen Boulevard, Kota Malang, Minggu (18/2/2018).
“Ini sesuai dengan tagline dari Panwaslu, Pilkada keren tanpa politik uang dan SARA,” jelasnya.
Abah Anton pun ingin semua elemen masyarakat untuk saling berkoordinasi dan melakukan konsolidasi demi mensukseskan Pilwali Kota Malang 2018. Ini agar pesta demokrasi yang digelar dapat berjalan kondusif dan menyenangkan.
“Itu semua bisa terwujud bila hadir rasa aman, nyaman dan tumbuhnya budaya demokrasi yang sehat. Kami juga terus mengedukasi masyarakat, tentang pentingnya menggunakan hak pilihnya, dan tidak golput. Karena itu akan menentukan masa depan Kota Malang seperti apa,” tukasnya.
Sementara itu, rangkaian acara Deklarasi Kampanye Damai yang digagas KPU Kota Malang, dimulai dengan pembacaan ikrar oleh ketiga paslon Walikota Malang. Kemudian ketiga paslon membubuhkan tanda tangan dan tangan cap jari sebagai kampanye anti golput.
Yang menarik, usai membacakan ikrar, ketiga paslon diarak dengan menaiki becak mengelilingi kawasan Ijen Boulevard.
Dengan menaiki becak yang dihias dengan ornamen tradisional, Abah Anton dan Mas Syamsul Mahmud yang dikawal ratusan simpatisannya, bahkan mampu mencuri perhatian pengunjung Car Free Day Ijen. Masyarakat pun tampak antusias, dan tak jarang mereka berfoto bersama paslon yang memiliki Jargon Malang APIK (Agamis, Progresif, Insklusif dan Kreatif) tersebut. [BNY]