Gus Menteri: Sumbangsih Mahasiswa KKN Diharapkan Untuk Pembangunan Desa

Menteri Desa, Pembangunan Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar atau Gus Halim saat memberi arahan kepada para mahasiswa yang akan melaksanakan KKN

Liputanjatim.com – Universitas Andalas (Unand) menyelenggarakan KKN secara berbeda. Jika lazimnya KKN diselenggarakan di tempat yang berbeda dari asal mahasiswa. Tapi, pada tahun ini KKN dilaksanakan di tempat asal mahasiswa.

Namun, ada yang menarik dalam pelepasan KKN yang diselenggarakan oleh Unand. Yakni, acara seremoni pelepasan peserta KKN sebanyak 4.219 dilepas langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar.

Dalam sambutannya, Gus Menteri meminta mahasiswa untuk giat mengedukasi masyarakat terkait gaya hidup bersih ketika hadir di tengah masyarakat. Karena desa harus menjadi garda terdepan dalam memutus mata rantai persebaran Covid-19.

“Kita mau tidak mau mengajak masyarakat dimanapun untuk hidup sehat lahir dan batin. Bagaimana menjauhkan diri dari kuman, virus, dan berbagai penyakit fisik lainnya. Kemudian meningkatkan imunitas dengan makan-makanan yang bergizi, olahraga, dan menguatkan keimanan kita,” ujar Menteri Halim yang melepas mahasiswa Unpand secara virtual, Rabu (24/6/2020).

Tak lupa, Gus Menteri mengingatkan para mahasiswa yang menyelenggarakan KKN agar ikut memberikan sumbangsih terhadap pembangunan di desa. Sebab pembangunan desa harus disesuaikan dengan akar budaya dan potensi desa.

“Jangan sekali-kali merencanakan pembangunan desa yang tidak bertumpu pada budaya desa. Karena budaya adalah aset sosial yang tidak dimiliki oleh negara manapun. Desa-desa kita sangat kaya dengan kekayaan budayanya,” tambahnya.

Penerapan KKN di tempat asal, menurut Gus Menteri, memiliki beberapa kelebihan. Diantaranya, hasil riset dan penelitian mahasiswa selama mengabdi bisa digunakan warga desanya secara tepat guna. Selain itu, mahasiswa dapat melihat problematika desa secara tepat karena mereka sangat mengenal tempat tinggalnya secara baik.

“Kalau KKN dilaksanakan di nagari (desa) yang berbeda dari tempat tinggal mahasiswa, maka akan diawali dengan pemetaan problematika yang dialami oleh masyarakat. Kalau dilakukan di desanya masing-masing maka urusan pemetaan pasti jauh lebih matang dan selesai, karena dari hari ke hari mahasiswa sudah berada di tengah-tengah masyarakat,” pungkas mantan Ketua DPRD Jawa Timur tersebut.

Sementara itu, Rektor Unand,  Yuliandri mengatakan, di tengah pandemi covid-19, KKN Mahasiwa Unand diwajibkan melalui berbagai kegiatan seperti halnya menjadi relawan sebagai tenaga pendukung dalam berbagai pelayanan kesehatan mulai dari rumah sakit, Puskesmas, hingga proses produksi produk APD untuk dibagikan kepada masyarakat.

Selain itu, kegiatan KKN juga dilakukan melalui berbagai kegiatan penguatan pangan keluarga, sosialisasi new normal, penguatan update profil desa, hingga edukasi masyarakat dalam rangka penurunan angka stunting.

“Di awal Covid-19 mewabah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan punya satu program yang memberikan peluang kepada mahasiswa di bidang kedokteran dan kesehatan untuk menjadi relawan. Maka Unpad mengambil kebijakan bahwa mahasiswa yang menjadi relawan itu kita kompilasikan langsung sebagai mahasiswa yang menyelenggarakan KKN,” ujar Yuliandri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here