Liputanjatim.com – Tingkat inflasi bahan pokok di Jawa Timur di Januari 2020 diprediksi rendah dan tetap stabil, meski sebagian daerah di Jatim mengalami bencana banjir.
Hal itu diungkapkan oleh ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede bahwa faktor utama adanya inflasi dipengaruhi oleh penurunan pasokan komoditas pangan seiring dengan tingginya curah hujan di wilayah jawa sebelah timur ini.
“Inflasi bulan Januari 2020 diperkirakan meningkat sebesar 0,42 persen (month-to-month/mom) yang tercatat 0,34 persen [mom],” ungkap Josua saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (1/2/2020).
Selain itu, sambung Josua, inflasi yang terjadi di awal tahun tersebut seiring dengan kenaikan tarif cukai rokok dan BPJS.
“Adapun inflasi inti cenderung stabil di kisaran 3,02 persen mempertimbangkan tren kenaikan harga emas, sedangkan nilai tukar rupiah cenderung mengalami apresiasi sepanjang Januari,” tambahnya.
Sementara itu, ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David E Samual mengatakan inflansi yang terjadi di Jawa Timur disebabkan oleh naiknya harga cabai merah dan bawang merah.
Untuk komoditas beras tidak terlalu menyumbang inflansi karena harga di pasar cenderung stabil.
Meski demikian, David mengingatkan pemerintah untuk menstabilkan gejolak harga bahan pangan dengan cara memperbaiki jalur distribusi saat terjadi bencana atau cuaca buruk.
Dia menilai inflansi akan bergerak seiring menguatnya nilai tukar rupiah.
“Penguatan rupiah terhadap dolar Amerika berpengaruh positif pada inflansi,” pungkasnya.