DPRD Tanyakan Kontribusi Medco Geothermal untuk Infrastruktur Bondowoso

Liputanjatim.com – Ketua Komisi III DPRD Bondowoso, Sutriyono, menegaskan bahwa PT Medco Cahaya Geothermal harus memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan infrastruktur daerah.

Menurutnya, kehadiran perusahaan energi panas bumi tersebut di Bondowoso tidak hanya untuk eksploitasi sumber daya alam, tetapi juga harus berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui berbagai proyek infrastruktur.

“Medco telah beroperasi di Bondowoso. Lalu, sumbangsih untuk Bondowoso apa? Itu yang harus ditagih. Harusnya Medco bisa bantu pembangunan infrastruktur, akses jalan, hingga fasilitas umum untuk warga,” kata Sutriyono, Selasa (15/4/2025).

Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bondowoso itu, menambahkan bahwa sejak awal keberadaan Medco di Bondowoso sudah dibicarakan dan disepakati bersama berbagai pihak, termasuk Kementerian ESDM, Perhutani, BKSDA, dan Pemerintah Kabupaten Bondowoso.

Oleh karena itu, komitmen perusahaan untuk memberikan manfaat lebih bagi daerah harus dipenuhi.

“Harusnya bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena di awal semua pihak sudah diajak duduk bareng. Komitmennya jelas, Medco hadir di Bondowoso bukan hanya untuk eksploitasi, tetapi juga untuk memberikan manfaat bagi daerah,” tegasnya.

Komisi III DPRD Bondowoso kini fokus mendorong agar Medco memberikan kontribusi nyata dalam bidang infrastruktur, mengingat anggaran pembangunan infrastruktur daerah pada 2025 mengalami pemangkasan besar.

Anggaran yang semula direncanakan Rp102 miliar, kini hanya tersisa Rp58 miliar untuk pembangunan infrastruktur sepanjang tahun.

“Penting untuk mendorong Medco agar berperan dalam pembangunan infrastruktur, baik untuk akses jalan maupun fasilitas umum lainnya di sekitar wilayah operasinya. Dengan begitu, masyarakat bisa merasakan langsung manfaat kehadiran Medco,” ungkapnya.

Selain itu, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bondowoso, Dodik Siregar, mengakui bahwa kontribusi Medco terhadap PAD masih sangat minim. Hingga 2024, dana bagi hasil yang diberikan perusahaan tersebut hanya berkisar Rp300 juta per tahun.

“Memang selama ini dana bagi hasil saja, per tahun kurang lebih sebesar Rp300 juta. Untuk 2025, belum ada kesepakatan baru. Tapi setiap tahun tetap kita evaluasi. Biasanya sharingnya baru bisa masuk tahun 2026,” kata Dodik.

Dodik menambahkan, kontribusi dari Medco masih belum masuk dalam kategori pajak daerah karena belum ada regulasi yang mengaturnya.

Oleh karena itu, Bapenda mendorong agar ada perubahan dalam kesepakatan terkait sharing profit untuk meningkatkan PAD Bondowoso.

“Memang harus ada aturan yang bisa meningkatkan PAD. Jika Medco beroperasi di Bondowoso, maka seharusnya kontribusi terbesarnya juga untuk Bondowoso, baik dari sisi pendapatan daerah maupun pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.

Dengan kondisi anggaran yang terbatas dan pemangkasan yang terjadi, Sutriyono berharap Medco bisa segera memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan infrastruktur, sehingga di masa mendatang Bondowoso bisa lebih mandiri dalam mengembangkan fasilitas untuk masyarakat. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here