PKB Dorong Pemanfaatan AI untuk UMKM dan Tenaga Kerja

Liputanjatim.com – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai bahwa perkembangan kecerdasan buatan (AI) harus dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah Indonesia.

Pemanfaatan AI ini penting untuk mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta tenaga kerja agar dapat terus berkembang dan bersaing di era digital.

Ketua DPP PKB, Lukmanul Hakim, menyampaikan bahwa penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat, termasuk dalam dunia usaha. Menurutnya, banyak pelaku UMKM yang telah mengadopsi teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing bisnis mereka, terutama dalam ekosistem toko daring.

“Di sekitar kita, AI sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kami mendorong penguatan ekosistem AI untuk UMKM berbasis AI service,” kata Lukman dalam acara PKB Policy Talk di Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Saat berkunjung ke berbagai daerah, Lukmanul mengungkapkan bahwa ia sering menemukan pelaku UMKM yang telah beradaptasi dengan AI. 

Salah satu contohnya di Bojonegoro, di mana dengan modal awal sekitar Rp2 juta, banyak pelaku usaha mampu meraih omzet hingga puluhan juta rupiah melalui pemanfaatan AI dalam strategi pemasaran dan manajemen bisnis mereka.

“Ini adalah salah satu cara agar UMKM dapat memiliki nilai tambah dan daya saing yang lebih baik melalui pemanfaatan teknologi digital,” ujarnya.

Selain itu, AI juga memiliki potensi besar dalam rantai pasok perdagangan dan perindustrian. Dengan kemampuannya dalam membaca dan menganalisis data, AI dapat membantu pelaku usaha dalam mengambil keputusan yang lebih tepat berdasarkan tren pasar dan kebutuhan konsumen.

Di sektor tenaga kerja, Lukmanul menekankan bahwa AI harus dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan pekerja agar mereka dapat beradaptasi dengan teknologi baru. Menurutnya, banyak pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia kini telah digantikan oleh AI dan teknologi otomatisasi.

“Program peningkatan keterampilan tenaga kerja harus disesuaikan dengan perkembangan AI agar mereka tidak tertinggal. Pekerja harus siap menghadapi perubahan dan mampu memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu, bukan sebagai ancaman,” jelasnya.

Namun, Lukmanul juga mengingatkan bahwa meskipun AI memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan, peran manusia tetap harus menjadi faktor utama dalam setiap keputusan strategis, terutama di sektor yang sensitif seperti pertahanan.

“AI memang bisa membaca dan menganalisis ancaman keamanan, tetapi keputusan akhir tetap harus di tangan manusia. Jika AI tidak dikendalikan dengan baik, bisa saja teknologi ini mengambil keputusan sendiri yang berisiko,” tegasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here