Liputanjatim.com – Anggota DPRD Jawa Timur Yoyok Mulyadi mendapat keluhan minimnya ketersediaan air di Kabupaten Bondowoso di kala musim kemarau tiba.
Politisi PKB ini menuturkan, keluhan warga terhadap ketersediaan air ini tidak cukup untuk air bersih demi kebutuhan minum dan mandi. Namun air kotor untuk keperluan pertanian turut menjadi keluhan warga.
“Ketika kami turun di lapangan mereka mengeluhkan ketersediaan air bersih dan air kotur untuk keperluan di sawah,” kata Yoyok usai agenda serap aspirasi di Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, Senin (25/2/2025).
Menurut anggota Komisi D DPRD Jatim ini, minimnya ketersediaan air di musim kemarau sebenarnya merupakan permasalahan klise yang masih belum mendapat jalan keluar yang pasti. Sebagai bagian kebuhan primer masyarakat, ketersediaan air harus dipikirkan betul solusinya.
“Sampai kapan masyarakat kita terus mengeluhkan air setiap tahunnya. Ketersediaan air tidak cukup hanya disalurkan melalui tangki-tangki itu, itu hanya jawaban sesaat saja,” ujarnya.
Yoyok mengatakan, pemerintah harus bekerja keras menemukan solusi demi memenuhi ketersediaan air ini. Pemerintah bisa dengan melakukan penelitian untuk menemukan daerah dengan titik-titik air dan melakukan pengeboran.
“Saya yakin, jika pemerintah benar-benar turun dan mencari titik-titik keberadaan air, bukan hal yang mustahil sumber mata air ditemukan. Jika sudah ditemukan bisa langsung dilakukan pengeboran,” kata dia.
Selain itu, lanjut Yoyok, pemerintah juga bisa membuat embung atau waduk kecil untuk menampung air hujan untuk menjamin ketersediaan air di musim kemarau.
“Embung dapat dibangun di lahan pertanian untuk mendukung pertanian, peternakan, atau bahkan perikanan,” lanjutnya.
Tidak hanya persoalan air yang menjadi keluhan warga di daerah pilihan (Dapil) nya. Permasalahan lama, seperti ketersediaan pupuk pertanian tidak luput dari keluh kesah mereka.
“Ini juga masalah pupuk untuk pertanian. Para petani masih sering mengalami kelangkaan pupuk. Ini harus segera ditemukan solusinya,” ujarnya.
Ketersediaan pupuk, masih kata Yoyok, menjamin keberhasilan petani di Jatim. Ia tegaskan, pemerintah jangan berharap terjadi swasembada pangan jika permasalahan utama petani masih belum terselesaikan.
“Bagaimana petani kita tenang bertani, dan pemerintah berharap swasembada pangan jika ketersediaan pupuk saja masih langka. Pupuk adalah bahan utama agar pertanian sukses,” pungkasnya.