Efisiensi Anggaran, Perguruan Tinggi Berisiko Naikkan Uang Kuliah

Liputanjatim.com – Pemangkasan anggaran Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) berpotensi memicu kenaikan uang kuliah di perguruan tinggi. 

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan bahwa kementeriannya mengalami efisiensi anggaran sebesar Rp 14,3 triliun dari pagu awal Rp 56,6 triliun pada tahun 2025.

Satryo menjelaskan bahwa pemangkasan tersebut berdampak pada berbagai pos anggaran, termasuk Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) yang berkurang Rp 3 triliun dari pagu awal Rp 6 triliun.

“Kami usulkan kembali supaya posisinya dikembalikan ke pagu awal, yaitu Rp 6,018 triliun. Karena jika BOPTN dipotong separuh, ada kemungkinan perguruan tinggi harus menaikkan uang kuliah,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di Jakarta, Rabu (12/2/2025).

Selain BOPTN, Bantuan Pendanaan PTN Badan Hukum (BPPTNBH) juga terkena efisiensi sebesar Rp 1,18 triliun dari pagu awal Rp 2,37 triliun. Satryo mengusulkan agar pemotongan anggaran BPPTNBH dikurangi menjadi Rp 711 miliar atau sekitar 30 persen dari pagu awal.

“Jika pemotongan terlalu besar, PTN-BH terpaksa menaikkan sebagian uang kuliah mahasiswanya,” tambahnya.

Pemangkasan anggaran juga berdampak pada berbagai program lain, seperti Program Revitalisasi PTN (PRPTN) yang berkurang Rp 438 miliar dari pagu awal Rp 856 miliar, serta Pusat Unggulan Antar Perguruan Tinggi (PUAPT) yang dipotong Rp 125 miliar dari Rp 250 miliar. 

Bantuan kelembagaan untuk perguruan tinggi swasta (PTS) juga terkena pemangkasan sebesar Rp 192 miliar dari pagu awal Rp 365 miliar.

Satryo menegaskan bahwa pihaknya telah mengusulkan agar anggaran tersebut dikembalikan ke pagu awal guna menghindari dampak buruk terhadap perguruan tinggi.

“Karena ini (PUAPT) merupakan program bantuan langsung kepada perguruan tinggi. Kalau mereka juga kena efisiensi, ada kemungkinan perguruan tinggi akan mencari tambahan dana untuk pengembangan dan kalau nggak ada opsi lain, terpaksa menaikkan uang kuliah,” kata Satryo.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here