Dekat Tapi Terlupakan, Luluk Janjikan Ekonomi Inklusif untuk Bawean dan Jawa Timur

Liputanjatim.com – Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah, mengangkat isu ketimpangan yang terjadi di Pulau Bawean saat memberikan sambutan dalam acara Peringatan Maulid Nabi Bersama Persatuan Saudagar Bawean di Islamic Center Surabaya, Sabtu (5/10/2024).

Luluk menekankan pentingnya menciptakan ekonomi inklusif atau merata ke seluruh wilayah di Jawa Timur, termasuk Bawean, yang kerap terabaikan meskipun secara geografis tidak terlalu jauh dengan ibu kota provinsi.

“Bawean ini hanya sepelemparan batu dari Surabaya, tapi kenapa pembangunan tampak begitu jauh?,” ujar Luluk mempertanyakan.

Menurut Luluk, meskipun Pulau Bawean memiliki posisi yang strategis, warga setempat masih menghadapi berbagai tantangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Ia menegaskan bahwa kebutuhan dasar seperti listrik, sanitasi, dan air bersih harus dapat dijangkau oleh seluruh rumah tangga di Bawean.

“Kita berbicara tentang wilayah yang dekat dengan pusat pemerintahan, tetapi masyarakatnya masih bergelut dengan masalah yang seharusnya tidak perlu terjadi,” ungkapnya.

Dalam rangka menciptakan pemerataan ekonomi, Luluk turut menyoroti kebutuhan dasar lainnya seperti sektor pendidikan. Ia mengungkapkan perlunya perhatian khusus mengenai pendidikan di bawean, dengan tegas ia menyebutkan pendidikan harus tuntas setidaknya hingga tingkat SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah. Pendidikan tingkat dasar pun tak luput dari kritik Luluk, di mana fasilitas dan tenaga pendidik masih jauh dari memadai.

“Kita berbicara tentang ekonomi inklusif, tapi pendidikan di Bawean bahkan belum tuntas. Bagaimana bisa kita menciptakan lapangan kerja berkualitas jika anak-anak Bawean tidak mendapatkan pendidikan yang layak?,” tambahnya.

Luluk melanjutkan bahwa perhatian terhadap ketimpangan yang ada di Bawean adalah langkah awal untuk menciptakan ekonomi yang lebih inklusif di Jawa Timur. Luluk mengungkapkan bahwa Pulau Bawean memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama di sektor perikanan. Ia menjelaskan untuk mendukung potensi itu, perlu stimulus dari pemerintah untuk membantu fasilitas budidaya serta cold storage untuk nelayan.

“Bayangkan jika setiap nelayan bisa menyimpan hasil tangkapannya dengan baik dan menjualnya di waktu yang tepat. Itu akan meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan,” imbuhnya dengan yakin.

Luluk menegaskan, untuk menciptakan ekonomi yang inklusif, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Di akhir sambutannya, Luluk kembali menekankan pentingnya untuk tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga pelaku perubahan.

“Saya datang bukan hanya untuk berbicara, tetapi untuk bertindak. Kita semua layak mendapatkan kesempatan yang sama untuk maju,” tutupnya dengan penuh semangat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here