Liputanjatim.com – Jember Fashion Carnaval (JFC) 2024 mencapai puncaknya dengan gemilang pada Minggu (4/8/2024) sore. Acara Grand Carnival yang digelar dari 2 hingga 4 Agustus 2024 ini mengusung tema besar “Algorithm” dan menampilkan rangkaian busana defile yang memukau. Tahun ini, JFC menghadirkan sepuluh defile yang menggambarkan beragam inspirasi.
Tema-tema yang ditampilkan mencakup Wayang, Chess, Versailles, Media, Betta Fish, Climate Change, Zodiac, Fairy, Jember, dan Rio. Setiap defile menampilkan keindahan dan keunikan tersendiri, menghidupkan tema “Algorithm” melalui desain busana yang memikat dan pertunjukan yang mempesona.
Para model yang berasal dari berbagai daerah tampil dengan percaya diri di atas catwalk sepanjang 3,6 kilometer, menunjukkan kreativitas dan keunikan masing-masing kostum. Selain itu, Hendy mengatakan bahwa pada puncak grand carnival JFC ini, sejumlah tokoh pemerintah daerah dan nasional juga hadir mengenakan busana defile.
“Ini luar biasa sekali. Saya sangat bangga karena tahun ini diikuti juga oleh Ibu Kejati (kepala kejaksaan tinggi), teman-teman Kejaksaan Negeri Jember, Mahkamah Agung juga hadir. JFC 2024 benar-benar keren,” kata Bupati Jember Hendy Siswanto.
Selain menampilkan berbagai kostum unik, puluhan jenis satwa juga ikut ditampilkan oleh para model. Tidak sekadar dipamerkan, para model juga mengedukasi masyarakat yang hadir mengenai satwa yang ditampilkan.
Masih ditempat yang asma, Budi Setyawan mengungkapkan bahwa satwa-satwa tersebut sengaja ditampilkan pada JFC ini. Menurutnya aksi tersebut untuk menunjukkan bahwa JFC tidak sebatas fesyen, tetapi ada makna lain yang terkandung di dalamnya.
“Pesan yang ingin disampaikan adalah kita sebagai manusia juga harus menyadari bahwa binatang membutuhkan kesejahteraan. Mereka butuh perlindungan, butuh diperlakukan dengan baik,” kata Budi.
Para penonton disuguhi dengan kombinasi seni, budaya, dan teknologi yang inovatif, menjadikan JFC 2024 sebagai salah satu acara fashion terbesar dan terpenting di Indonesia. Keberhasilan acara ini tidak hanya menunjukkan kemajuan industri fashion, tetapi juga memperkuat posisi Jember sebagai pusat kreativitas dan budaya.
