SURABAYA, Liputanjatim.com – Sekretaris PBNU Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) kembali menjadi buah bibir warga Nahdliyin Jawa Timur. Semua itu berbuntut setelah arogansinya dalam memimpin PBNU.
Arogansi Gus Ipul itu dilakukan ketika Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Sidoarjo Misbahudin dinonaktifkan dari jabatannya secara sepihak dan mendadak.
Ia mengaku, dirinya dinonaktifkan karena ada intruksi dari Gus Ipul gegara mengundang Ketua PWNU Jatim periode 2018-2023 Dr KH Marzuki Mustamar saat acara halal bi halal yang digelar 27 April 2024 lalu.
“Salah satu faktor karena ngundang Kiai Marzuqi. Sebelum saya undang, saya izin ke Ketua PCNU (Sidoarjo) dan dapat izin karena untuk pengajian,” katanya, Sabtu (25/5/2024).
Ia menuturkan, setelah mengundang Kiai Marzuki, baru ada intruksi dari Gus Ipul untuk memberhentikan dirinya dari Ketua LP Ma’arif NU Sidoarjo.
“Di situlah satu hari berikutnya saya ditelepon sekjen NU Sidoarjo, bahwa Sekjen PCNU Sidoarjo ditelepon sekjen pusat (Gus Ipul) ngamuk-ngamuk (marah-marah),” ujarnya.
Tidak hanya itu, dikatakannya, Gus Ipul bahkan mengancam akan memberhentikan Sekretaris PCNU Sidoarjo jika belum memberhentikan Misbahudi dari Ketua LP Ma’arif NU Sidoarjo.
“Bahasanya, kamu bisa memberhentikan Ketua Maarif tidak? kalau tidak bisa, kamu yang saya berhentikan,” tuturnya menirukan Sekjend PBNU ke Sekretaris PCNU Sidoarjo.
Tindakan semena-mena Gus Ipul ini mendapat tanggapan dari Abdillah Nasih, Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo yang juga sekretaris DPC PKB Sidoarjo. Ia menyayangkan dengan sikap Gus Ipul yang dianggapnya memanfaatkan jabatan untuk menekan kepengurusan NU di bawahnya jika tidak sejalan dengan kehendaknya.
“Astaghfirullahal adzim, ini jelas makin gak bijak dan tendensius, sedikit-sedikit pecat. Gara-gara mengundang kyai pecat. Harusnya mengutamakan tabayyun dulu. Maarif adalah salah satu mitra kami dalam memajukan pendidikan di Sidoarjo. Dan saya tahu persis bagaimana Ustadz Misbahudin totalitas dan dedikasinya kepada pendidikan dilingkungan NU,” kata Nasih.
Ia pun berharap ada kepedulian dari para kiai dan sesepuh NU agar bisa mengingatkan Gus Ipul lebih bijak dan tidak arogansi. Sebab, sejak menjabat Sekjen PBNU Gus Ipul dipandangnya sering menggunakan ‘management conflict’ dalam mengatur organisasi.
“NU ini milik Wali Allah, bukan walikota,” ujarnya.
Ia pun mengingatkan bahwa jabatan merupakan amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab. Apalagi sekelas Sekjen PBNU, yang pertanggungjawabannya dunia akhirat.
“Mimpin organisasi itu gak boleh dengan ego. Nama baik PBNU bukan tidak mungkin menjadi negatif karena langkah-langkah sekjen yang kurang bijak dalam memandang persoalan didaerah,” pungkasnya.
Laaiyooo……..
Laaiyooo……..laaiyooo
Kok jadi gini yah NU ku, kayak jauh dari akhlaq, sehat terus kyai Marzuki yg dg ikhlas merawat NU tanpa pamrih harta dan jabatan …..
Kurang gawean
Lengserkan Gus ipul
Parah nih Ipul. Harusnya dia bijak jadi petinggi NU. Kalo kayak begini udah jelas unsura ga suka ya. Main pecat2 aja. Ini neh yg membuat NU pecah dan di tinggal umat.
Ormas keagamaan kok pecat memecat, kayak politik aja. Kasihan jamaah diadu domba.
Kok bisa ya intelek tual muslim begitu mudahnya di adu domba…..
Apa di NU terlalu banyak penjilatnya sehingga begitu mudah persatuan dalam orgsnisasi diacak2….
Ataukah begitu besarkah sahwat menjabat sehingga mengalahkan segalanya…
Masih adakah nilai petuah dari para tokoh NU.
Bagai mana barisan bawah mencari tauladan kalau para tokohnya banyak mempertontonkan arogansi.
Maaf saya hanya prihatin melihat kondisi NU saat ini. Dan saya tidak ingin melihat umat islam (trtm NU) hancur berantakan akibat ulah segelintir saja yang dikendalikan oleh orang luar NU.????????????