Liputanjatim.com – Kerajaan Kahuripan alias Medang Kahuripan adalah nama sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga pada tahun 1019 M. Dalam buku “Pasang Surut Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha dan Bangkitnya Kerajaan Islam di Nusantara” menjelaskan bahwa kerajaan ini dibangun sebagai kelanjutan kerajaan Medang yang runtuh tahun 1016 M. Pada tahun 1042 M, wilayah kerajaan ini dibagi dua oleh Airlangga untuk kedua putranya menjadi kerajaan Panjalu dan kerajaan Janggala.
Belum ditemukan adanya prasasti yang menyebut Kahuripan sebagai sebuah nama kerajaan mandiri. Namun, Carita Parahyangan menyebut Kahuripan adalah bagian dari wilayah kerajaan Medang. Dalam cerita Panji dan dongeng rakyat, nama kerajaan ini lebih dikenal dengan sebutan Medang Koripan. Lalu pada masa kerajaan Majapahit, Mpu Prapanca juga menyebutkan wilayah Kahuripan dengan Jiwana, yaitu nama lainnya dalam bahasa Sanskerta yang hal ini telah dijelaskan di buku “MENCARI JEJAK KAHURIPAN; Kerajaan Hindu Tertua dan Terlama di Tanah Jawa”.
Runtuhnya Kerajaan Medang oleh Sriwijaya
Raja terakhir yang memimpin kerajaan Medang adalah Dharmawangsa Teguh, yang merupakan saingan berat kedatuan Sriwijaya. Pada tahun 1016, Raja Wurawari seorang raja bawahan dari Lwaram sekitar Cepu, Blora bersekutu dengan Sriwijaya untuk menyerang istana Wwatan (sekarang sekitar Maospati, Magetan) ibu kota dari kerajaan Medang. Pada saat itu tengah mengadakan sebuah pesta pernikahan antara putri Dharmawangsa Teguh dengan Airlangga. Saat penyerangan, raja Dharmawangsa Teguh tewas, sedangkan keponakannya yang bernama Airlangga bersama dengan putri Dharmawangsa berhasil lolos ditemani pembantunya Mpu Narotama.
Airlangga adalah putra dari pasangan Mahendradatta saudari Dharmawangsa Teguh dengan Udayana raja dari kerajaan Bedahulu, Bali. Ia lolos bersama putri Dharmawangsa dengan ditemani pembantunya yang bernama Mpu Narotama. Sejak saat itu Airlangga menjalani kehidupan sebagai pertapa di hutan pegunungan (Vana giri) sekarang Wonogiri, dan selanjutnya menuju Sendang Made, Kudu, Jombang.
Berdirinya Kerajaan Kahuripan
Pada saat pelarian dan dalam masa persembunyiannya dengan kalangan pertapa, setelah melewati tiga tahun hidup di dalam hutan pada tahun 1019. Airlangga didatangi utusan rakyat beserta senopati yang masih setia untuk menyampaikan permintaan agar dirinya mendirikan dan membangkitkan kembali sisa-sisa kejayaan Medang. Atas dukungan para pendeta dari ketiga aliran yakni (Hindu, Buddha, dan Mahabrahmana) ia kemudian membangun kembali sisa-sisa kerajaan Medang yang istananya telah hancur tersebut. Saat ini dikenal dengan kerajaan Medang Koripan atau Medang Kahuripan dengan ibu kota baru yang bernama Watan Mas.
Ibu kota baru bernama Watan Mas ini terletak di dekat sekitar Gunung Penanggungan. Pada mulanya wilayah kerajaan yang diperintah Airlangga hanya meliputi daerah Gunung Penanggungan dan sekitarnya, hal ini disebabkan karena banyak daerah-daerah bawahan kerajaan Medang yang membebaskan diri setelah keruntuhannya. Lalu ketika kedatuan Sriwijaya dikalahkan oleh Rajendra Coladewa, raja Colamandala dari kerajaan Chola, wilayah Coromandel, India di tahun 1025, Airlangga baru bisa dengan leluasa membangun kembali dan menegakkan kekuasaan wangsa Isyana di tanah Jawa.