Liputanjatim.com – Dinamika politik di Jawa Timur masih dinamis. Khofifah Indar Parawansa terus berupaya untuk membangun koalisi gemuk dalam memuluskan langkahnya kembali menjadi orang nomor satu di Jawa Timur.
Sampai saat ini mayoritas partai politik sudah merapat ke Khofifah. Mantan Mensos itu sudah mengantongi surat rekomendasi dari empat parpol seperti PAN, Golkar, Demokrat dan Gerindra. Tak berhenti di sana, langkah untuk mencari dukungan partai juga kemungkinan bertambah seiring dengan pendekatan PDIP yang juga memberikan sinyal untuk merapat.
Bahkan, Ketua PDIP Jatim Said Abdullah mengaku tertarik dengan sepak terjang Khofifah dalam memimpin Jawa Timur. Dengan peta politik yang tersaji, maka ada dua kekuatan yang akan bertanding dalam kontestasi Pilgub Jatim yang menyajikan panggung buat Khofifah Indar Parawansa dan PKB.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam menuturkan, kekuatan Khofifah di Pilkada 2024 ini full power kalau terus dilihat semakin bertambah partai yang merapat. Bahkan, jika tidak ada perubahan kemungkin besar Ketua Umum Muslimat NU tersebut diusung koalisi gemuk dengan banyak partai yang tergabung.
“Hampir semua orang sudah tahu kalau Bu Khofifah akan diusung banyak partai, termasuk kemungkinan PDIP juga yang sedang melakukan pendekatan. Sejauh ini kekuatan Bu Khofifah full power untuk Pilgub Jatim jilid 2. Kemungkinan besar akan diusung koalisi besar,” kata Surokim, Kamis (18/4/2024).
Namun, lanjutnya, meskipun berpotensi diusung banyak partai bukan berarti Khofifah tidak memiliki rival. Sebagai partai pemenanang di Jatim, PKB masih menjadi satu-satunya partai yang paling bermental melawan Khofifah.
“Ya sepertinya hanya PKB yang potensial akan memberi perlawanan atau mengajukan calon vs Bu Khofifah. PKB bisa jadi potensial sendirian memberi perlawanan,” ujarnya.
Bagi Surokim, eksistensi PKB bertarung dalam Pilgub Jatim bukan hanya sekedar kalah dan menang, namun lebih dari itu. Majunya PKB di gelanggang politik merupakan simbol harga diri sebagai partai pemenang. Apalagi di Pilpres 2024 Ketum PKB Muhaimin Iskandar maju sebagai salah satu kandidat.
“Saya pikir bagi PKB, ini bukan semata-mata soal menang atau kalah dalam pilkada. Tetapi lebih dari itu adalah bagian dari eksistensi sebagai partai pemenang pemilu di Jatim,” lanjutnya.
Dekan Fisip Universitas Trunojoyo Madura ini memprediksi pertarungan Pilgub Jatim mendatang akan berlangsung seru. Pasalnya, baik Khofifah dan PKB memiliki ceruk massa pemilih yang sama, kerena keduanya identik dengan kaum nahdliyin.
“Perlawanan PKB ini menarik, sebab Jatim dengan jumlah pemilih nadhiyin yang besar akan menjadi rebutan yang seru dan menarik. Tinggal bagaimana PKB bisa mengajukan paslon yang setanding dan sebanding. Sehingga bisa kompetitif melawan Bu Khofifah,” pungkasnya.