Liputanjatim.com – Calon presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan mengungkapkan visinya terkait pendidikan yang begitu dalam. Menurutnya, negara harus menciptakan pendidikan yang mampu meningkatkan sosial ekonomi masyarakat.
“Kami melihat pendidikan tinggi sebagai supplier pembentukan kelas menengah Indonesia. Negara harus menempatkan pendidikan tinggi itu sebagai eskalator sosial ekonomi,” kata Anies dalam debat capres pamungkas yang diselanggarakan oleh KPU RI di Jakarta Convention Center, Minggu (4/2/2024) malam.
Jika cara pandangnya seperti itu, katanya, bahwa biaya pendidikan ditanggung oleh dua pihak yaitu dari orang tua dan pemerintahan. “Jadi kalau cara pandangnya seperti itu maka biaya pendidikan ada dua penyediannya satu orang tua dan satu negara,” ujar Anies Bubble, nama panggilan gaulnya di kalangan muda.
Kandidat presiden dari koalisi perubahan ini menambahkan lebih jelas bahwa negara adalah unsur penyedia biaya yang besar. Menurutnya, negara harus menyediakan biaya pendidikan, bukan dibebankan ke instansi yang mana para aktor akademik dapat lebih fokus ke tugasnya masing-masing.
“Nah unsur negara harus besar, negara ambil ahli biaya itu bukan justru malah dibebankan untuk universitas supaya apa dosen, pimpinan universitas bekerja pada pendidikannya, pengajarannya, penelitiannya dan pengabdian masyarakat,” imbuhnya.
Ia menyimpulkan bahwa biaya dari negara merupakan bentuk investasi di masa depan. Ketika masyarakat naik kelas, maka mereka dapat memberikan pajak untuk negara. “Biayanya negara yang masuk, ini sebagai investasi. Nanti negara itu pendapatannya dari mana ketika mereka menjadi kelas menengah mereka bekerja mereka memberikan pajak bagi negara tapi bukan pendapatan ketika mereka sedang sekolah,” pungkasnya.