Liputanjatim.com – Calon Presiden Anies Baswedan membuka argumentasinya dalam debat pamungkasa Pilpres 2024 yang digelar oleh KPU dengan bahasa isyarat bagi disabilitas. Langkah ini sederhana, namun menegaskan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) memiliki bentuk keberpihakan pada disabilitas.
Anies mengawali bahasa isyarat tersebut dengan menunjuk jam tangan yang dikenakan lalu memutarkan kedua tangannya. Bahasa isyarat yang Anies lakukan bermakna “Waktunya Perubahan”. Setelah bahasa isyarat dilakukannya, maka ia mulai memaparkan visi misinya dengan lantang.
Anies terlebih dahulu mengucapkan salam kepada semua pihak. Dilanjutkan dengan pemikirannya soal kondisi bangsa Indonesia saat ini. Menurutnya garis besar permasalahan yang sekarang dihadapinya soal ketimpangan.
“Persoalan terbesar bangsa kita hari ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, ketidakadilan, ketimpangan antara Jakarta dan luar Jakarta, Jawa dan luar Jawa, kaya miskin, desa kota, pendidikan umum dan pendidikan agama, pendidikan kejuruan dan pendidikan teknis. Ini semua adalah ketimpangan yang hari ini menjadi fenomena membahayakan bagi republik ini,” kata Anies.
Ia pun menyinggung soal perputaran ekonomi yang ternyata dikuasai hanya oleh segelintir orang. Padahal Indonesia didirikan bukan hanya untuk segelintir orang, tapi untuk seluruh rakyat Indonesia.
“Segelintir orang menguasai sebagian besar perekonomian kita. Ketika republik ini didirikan para pendirinya 60-an orang anggota BPUPKI, mereka adalah orang-orang terdidik, tapi mereka mendirikan republik ini untuk semua golongannya, kekuasaan yang dibangun untuk berikan kesempatan kepada semua,” ujarnya.
Ia pun heran dengan kondisi yang saat ini terjadi. Oleh karenanya, kestabilan Indonesia haruslah dikembalikan. Agar ketimpangan yang ia maksudkan tidak terjadi lagi. “Kami akan membawa gagasan pendiri republik untuk kembali mewarnai republik ini untuk bisa mengarah ke depan agar kembali pada format awal,” tegasnya.