Santripreneur di Banyuwangi Gunakan Sistem Bioflok Untuk Budidayakan Lele

ilustrasi lele ternak menggunakan metode bioflok

BANYUWANGI, Liputanjatim.com Bupati Banyuwangi serta Dinas Perikanan dan Pangan (Disperipangan) menggelar pelatihan budidaya ikan air tawar di pondok pesantren. Para santri diajarkan budidaya lele dengam sistem bioflok.

Disperipangan memberikan teori dan praktek tentang budi daya ikan air tawar dengan sistem bioflok. Sistem ini merupakan budidaya ikan lele melalui proses penumbuhan dan pengembangan mikro organisme dalam sebuah kolam

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan langkah ini sebagai upaya untuk menciptakan santripreneur, santri yang memiliki jiwa untuk mengembangkan usaha. Sehingga para santri bisa ikut serta berwawasan wirausaha.

“Sistem ini sudah teruji, banyak petani ikan tawar di Banyuwangi yang telah sukses membudidayakan lele dengan bioflok,” kata Anas kepada wartawan, Kamis (23/11/2017).

Kepala Disperipangan Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo mengatakan sasaran awal adalah pondok pesantren yang ada di wilayah Kecamatan Wongsorejo dan Kecamatan Genteng. Saat ini sudah ada 5 pesantren di seputaran wilayah Banyuwangi selatan coba di kembangkan.

“Baru pondok pesantren di wilayah Kecamatan Wongsorejo dan Kecamatan Genteng yang sudah realisasi,” ungkapnya.

Diungkapkan Hary, pelatihan pada para santri dilakukan untuk membangun jiwa usaha santri. Sambil belajar di pondok, mereka juga produktif berpenghasilan. “Secara tidak langsung kita menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka,” jelasnya.

Hary juga mengaku sengaja memilih budidaya ikan lele bioflok, karena teknik pengembangbiakan dinilai paling mudah dan cepat, serta hasilnya cukup menguntungkan.

“Bahkan setelah dikalkulasi, hasil dari budi daya ikan lele tersebut cukup berlebih untuk melayani kegiatan di Pondok Pesantren setempat,” tutur Hary.

Selain itu, program ini juga untuk melakukan upaya kesadaran para santri di dalam Gerakan Makan Ikan (Gemar Ikan), supaya mereka sehat, kuat dan cerdas. “Ini juga mendorong pencqpaiqn 100 ribu kolam ikan di Banyuwangi,” pungkasnya.

Hari menjelaskan, proses ini dilakukan dengan cara mengolah limbah hasil budidaya menjadi gumpalan yang kecil sebagai makanan ikan secara alami. Kolam yang dibutuhkan tidak terlalu besar, menggunakan kolam yang terbuat dari terpal berbentuk bulat. Kolam tersebut berdiameter tiga meter, dengan kedalaman sekitar 1,5 meter.

Pemeliharaan lele dengan sistem ini, menggunakan pakan alami. Karena dengan bioflok, kata Hary, limbah budidaya dijadikan pakan alami dengan menambahkan probiotik. Probiotik inilah yang akan mengurai sisa-sisa pakan menjadi flok atau gumpalan-gumpalan berisi mikroorganisme (bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing) yang bisa dijadikan pakan alami ikan.

“Sistem bioflok ini memiliki keunggulan, karena bisa pakai lahan yang terbatas dan dengan pakan alami,” pungkas Hary.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here