Liputanjatim.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengaku bersyukur kasus stunting di Kabupaten Sidoarjo berada pada angka 16%. Pasalnya, angka tersebut jauh di bawah rata-rata nasional yang masih menyentuh angka hingga 21,6%.
Hal itu disampaikannya saat berkunjung ke Balai Kelurahan Sidoklumpuk Kecamatan Sidoarjo yang turut didampingi Pj Sekda Kabupaten Sidoarjo Andjar Surjadianto beserta kepala dinas terkait, Minggu (21/05/2023).
Tak hanya itu, Muhadjir juga mengapresiasi capaian angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Sidoarjo yang berada pada angka 1,32%.
Meski begitu, Muhadjir meminta Pemkab Sidoarjo dapat berusaha lebih keras lagi agar angka stunting maupun angka kemiskinan ekstrem dapat turun lebih signifikan.
“Memang sudah dibawah rata-rata nasional, tetapi kita targetkan tahun depan stuntingnya dibawah 10%, sedangkan kemiskinan ekstremnya kita usahakan mendekati 0%,” ucapnya.
Target itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, Sidoarjo mempunyai daya dukung yang kuat dalam penuntasan stunting maupun kemiskinan ekstrem.
“Ini ada pak Sekda yang telah membuat laporan bagus dan kita cek koordinasi di lapangan terbukti sangat bagus. Pengendalian stunting di seluruh Puskesmas juga sudah menggunakan alat USG yang memadai,” katanya.
Lebih dari itu, Muhadjir menilai Sidoarjo memiliki kekuatan industri yang bisa diajak berkolaborasi dalam rangka percepatan penuntasan stunting dan kemiskinan ekstrem.
Sebab, permasalahan tersebut bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan menjadi tugas bersama seluruh elemen termasuk pihak swasta.
“Sidoarjo ini daerah industri sehingga PAD nya cukup kuat digunakan untuk mengintervensi program penuntasan stunting dan kemiskinan ekstrem, termasuk perusahaan-perusahaan di sini diajak terlibat melalui CSR-nya,” imbuhnya.
Dengan begitu, Muhadjir yakin Kabupaten Sidoarjo mampu melakukan hal tersebut dengan baik. Sehingga dapat menjadi percontohan di level regional maupun di tingkat nasional.
Sementara itu Pj. Sekda Sidoarjo Andjar Surjadianto mengatakan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Sidoarjo turun signifikan. Dari 2,36 persen di tahun 2021 menjadi 1,32 persen di tahun 2022.
“Jumlah penduduk miskin ekstrem di desil 1 sebesar 34.728 jiwa sesuai data Kemenko PMK, dan sesudah dipadu-padankan dengan data terpadu kesejahteraan sosial menjadi sebesar 15.986 individu yang tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo,” bebernya.
Andjar mengungkapkan Pemkab Sidoarjo terus berkomitmen untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem. Salah satunya melalui program dan bantuan langsung yang disampaikan kepada masyarakat.
Seperti bantuan langsung kepada keluarga miskin, rehab rumah maupun bantuan makanan gratis bagi Lansia dan penyandang disabilitas berat.
“Ada juga bantuan pangan non tunai dan pelatihan dan pemberdayaan bagi perempuan miskin, bantuan warung rakyat dan lain sebagainya,” pungkasnya.