Awal Musim Kemarau di Jatim Diprakirakan Dimulai Bulan April

Liputanjatim.com – Awal musim kemarau di Jawa Timur tahun ini diprakirakan bakal dimulai pada bulan April. Hal itu disampaikan oleh Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jatim Anung Suprayitno, Jumat (17/03/2023).

Ia mengatakan, sebanyak 60,8 persen zona musim akan memasuki musim kemarau di bulan April, 35,1 persen di bulan Mei, 2,7 persen di bulan Juli dan 1,4 persen di bulan Juni.

“April dasarian I, atau di kisaran tanggal 1-10 di sebagian Kabupaten Tuban, Lamongan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi akan memasuki musim kemarau lebih dulu,” kata Anung.

Sedangkan untuk wilayah yang paling akhir memasuki musim kemarau di bulan Juli dasarian III, yaitu sebagian kabupaten Malang dan bagian barat daya Lumajang.

Menurutnya, hal tersebut terjadi karena fenomena La Nina yang selama tiga tahun terakhir berada di Indonesia dalam kondisi cukup basah, sementara di tahun 2023 ini mulai meluruh atau hilang.

Selain itu, monsun Asia diprediksi masih aktif dan mendominasi wilayah Indonesia pada bulan Maret, selanjutnya di bulan April angin monsun Australia aktif masuk Indonesia.

“Artinya kita toto-toto dalam waktu dekat memasuki musim peralihan menuju musim kemarau,” terang Anung.

Lebih lanjut ia menjelaskan, puncak musim kemarau tahun ini diprakirakan akan terjadi di bulan Agustus dengan dominasi sebanyak 61 ZOM (zona musim) atau 82,4%.

Sementara 14,9% wilayah Jatim yang lain akan mengalami puncak musim kemarau di bulan September dan sebagian kecil yaitu 2,7 persen di bulan Juli.

Adapun musim kemarau di 31 ZOM Jawa Timur atau sekitar 41,9% berpeluang datang lebih awal sekitar 1 bulan. Beberapa di antaranya meliputi wilayah Surabaya, Sidoarjo, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Malang, Pasuruan Pacitan, Trenggalek dan Situbondo.

Sementara sebanyak 27 ZOM atau 36,5% berpeluang sama dan 16 ZOM (21,6 %) musim kemaraunya akan mundur.

Anung juga turut menyebut musim kemarau tahun ini akan lebih panjang dibanding musim hujan dan sifat hujannya lebih kering.

“Artinya 2023 ketika masuk musim kemarau hingga berakhir, berpeluang kemarau jadi lebih panjang, dan sifat hujannya lebih kering. Artinya akan dijumpai sedikit hujan di tahun 2023,” tutur Anung.

Pihaknya meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem khususnya hujan lebat yang kadangkala disertai angin kencang, puting beliung dan petir pada masa peralihan hingga awal musim kemarau 2023 yang berpotensi menimbulkan dampak merugikan di masyarakat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here