Tensi Demokrat dan PDIP Menaik, Pengamat: ini Baru Permulaan

Liputanjatim.com – Tensi Partai Demokrat dan PDI Perjuangan saat ini sedang naik. Panasnya rivalitas kedua partai tersebut diprakarsai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, yang juga Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang akan turun gunung menyambut Pemilihan Presiden 2024 karena meyakini akan ada kecurangan.

Pengamat Politik dari Surabaya Survey Center, Surokim Abdussalam berpendapat, panasnya situasi politik Demokrat dan PDI Perjuangan yang saat ini terjadi masih baru permulaan. Ia meyakini masyarakat masih akan ditontonkan dengan episode lanjutan yang tentu tidak kalah serunya. Hal tersebut akan terjadi tidak lain, demi mendongkrak elektabilitas partainya.

“Ini masih awalan saja dari rivalitas Demokrat dan PDI P menuju 2024. Nanti akan ada episode lanjutan yang juga tak akan kalah seru dan pelik menyangkut relasi kedua partai,” ujar Surokim, Rabu 21 September 2022.

Dekan FISIP Universitas Trunojoyo Madura ini katakan, hubungan Demokrat dan PDI Perjuangan tidak akan membaik selagi kedua pengampunya tidak mencair. Keduanya akan terus berseberangan saling mempengaruhi untuk mencari pembenaran demi mendapat positioning yang baik demi mempengaruhi simpati para pemilih.

“Sejauh relasi Pak SBY dan Bu Mega gak cair, saya pikir posisi Demokrat dan PDI P akan selalu vis a vis. Ya namanya juga berebut simpati dan opini publik, tarik ulur interplay ini pasti akan selalu dinamis,” lanjutnya.

Bagi para pemilih, masih kata Surokim, akan membawa dampak plus dan minus. Kendati demikian para pemilih saat ini kian kritis dan tidak sembarangan mengambil sikap. Hal tersebut karena pengaruh keterbukaan informasi dan masifnya diskusi yang dilakukan para netizen. Sehingga sukar dipengaruhi oleh para parpol.

“Netizen juga punya ruang kuasa, tentu tidak akan mudah sekarang ini bagi parpol merebut emosi netizen. Tidak seperti sebelum-sebelumnya,” kata Surokim.

Oleh karenya, ia berharap semua parpol hendaknya mengedepankan pertarungan gagasan dan ide. Tidak hanya berdiri atas kengototan pribadi.

“Akan menjadi baik jika yang muncul dan yang dibangun itu adalah politik gagasan dan ide. Namun, jika konteks vis a vis itu cenderung mengusung agenda selfis tentu akan merugikan satu atau keduanya. Menurut saya agak sulit dan kiranya butuh generasi baru lagi untuk bisa mengakurkan kedua parpol,” ujarnya.

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here