Liputanjatim.com – Disebabkan kurang terpenuhinya fasilitas umum (Fasum) dan fasilitas sosial (Fasos) berupa lahan Pemakaman dan Masjid, Warga Perumahan Green Garden Regency Gresik gelar aksi unjuk rasa kepada Pengembang, Senin (20/06/22) malam hari.
Warga mengaku, bahwa selama ini merasa kesulitan ketika ada keluarganya yang meninggal dunia. Pasalnya, perumahan yang terbilang elit di tengah kota tersebut tidak memiliki lahan khusus untuk pemakaman.
Bahkan sebelumnya, ketika ada pihak keluarga yang meninggal dunia, mereka rela mencari bantuan ke luar perumahan, agar anggota keluarganya mendapat lahan pemakaman.
Tak jarang pula, warga sekitar harus di makamkan jauh dari tempat tinggal semula. Baik itu di wilayah Gresik sendiri maupun Surabaya. Padahal sesuai identitas diri, mereka beralamat di Kabupaten Gresik.
Rentetan cerita pilu itu disampaikan oleh Ketua RT Perumahan Green Garden Ahmad Mujibur Rohman. Pihaknya mengatakan, sudah ada 4 warganya yang meninggal tapi binggung mencari lahan makam. Mirisnya, tak jarang pula warganya mendapatkan penolakan ketika meminta izin untuk pemakaman di Desa tetangga.
“Akhirnya dibantu Pemerintah, mencarikan tempat pemakaman dan dimakamkan di Tlogopojok. Namun ada juga warga yang memakamkan keluarganya ke daerah Surabaya,” kata Ahmad Mujibur, ketika memberikan keterangan kepada awak media.
Dijelaskan, bahwa tuntutan lahan makam dan Masjid sebenarnya sudah sering di suarakan ke Pengembang. Namun mereka seperti tidak mau tahu apa yang menjadi kesulitan warga. Padahal, sesuai site plan saat pembelian perumahan, tertera ada pembangunan Masjid dan tersedia lahan makam.
“Kami juga sempat madol ke Bupati Gresik untuk mendengarkan keluhan kami. Dari tindak lanjut itu, kami mendapatkan informasi dari pihak Raya Bumi Nusantara Permai (RBNP) selaku pihak pengembang akan menyampaikan kepada pimpinan,” jelasnya.
“Kami tunggu sampai sepekan tidak ada progres dan kepastian. Kemudian kami (warga) pasang bener pertama kalinya. Tapi warga disuruh copot bener tuntutan masjid dan makam 1×24 jam. Kami hanya butuh lahan, nantinya biar warga yang membangun masjid,” tuntutnya.
Lebih dalam, Mujibur Rohman juga menuturkan, selama ini pihaknya sudah berkodinasi dengan Dinas Cipta Karya Perumahan dan Kawasan Permukiman (DCKPKP) untuk bisa turut membantu pengadaan Masjid dan Makam. Namun setelah diberikan batas waktu yang ditentukan tidak ada jawaban dari pihak terkait.
“Makanya warga pasang kembali bener tuntunan fasilitas lahan untuk masjid dan makam,” jelas pria berusia 49 tahun tersebut.
Sementara itu, Direktur PT RBNP pengembang Icon Apartemen, David Yurianto menjelaskan, sebenarnya untuk Masjid sudah ada perencanaan lay out site plan. Namun pihaknya masih harus menunggu pimpinan di Jakarta.
“Kami sedang berkordinasi dengan kantor di Jakarta. Kami sedang melakukan perncanaan ulang lay out kita. Untuk peletakan masjid tersebut ada beberapa hal yang mesti kita ubah juga. Maka dari itu kami butuh waktu,” beber David.
Ditegaskan kembali, pihaknya tidak acuh dari permintaan warga dan juga dari Pemkab Gresik, hanya saja hal tersebut membutuhkan waktu.
“Kami cuma butuh waktu saja untuk merealisasikan hal tersebut. Karena efeknya jangka panjang juga,” tambah David.
Sedangkan untuk Makam sendiri, David menjelaskan bahwa sudah ada progresnya, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak Desa setempat, guna mencari lahan untuk pemakaman.
“Sebetulnya makam berada di blok C3 belakang, tapi warga menolak. Makanya kami dari pihak pengembang berkordinasi dengan lurah setempat untuk mencari lahan,” bebernya.
Disinggung mengenai site plan tahun 2007. Menurut David, site plan Green Garden Regency tersebut sudah berubah. Karena penjualannya dimulai dari tahun 2009.
“Site plan kami sudah berubah tidak mengikuti tahun 2007. Setiap developer lumrah melakukan perubahan siteplan. Untuk menunjang kenyamanan, keindahan dan juga penjualan,” tutup David.