Gelar Raker ke III, Pokja Indrapura Dapat Pesan Khusus dari Pimpinan Dewan

Foto Istimewa

Liputanjatim.com – Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Indrapura gelar rapat kerja (Raker) ke III dari tanggal 8-10 Desember 2021 di Hotel Phoenix Jalan Jenderal Sudirman, Yogyakarta.

Raker ke III ini dihadiri langsung oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sahat Tua Simanjuntak, Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur Istu Hari Subagio, Wakil Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur Hadi Dediansyah, dan anggota Komisi A DPRD Jatim Riyad Rosyadi. 

Dalam kesempatan tersebut, Sahat yang turut menjadi pembicara menghaturkan terimakasih kepada anggota Pokja Indrapura yang selama ini mengawal parlemen Jatim dalam pemerintahan Jatim.

“Saya berterima kasih kepada teman teman Pokja Indrapura yang ikut menjaga 120 anggota DPRD Jatim dengan segala dinamikanya dengan segala kedewasaannya, dengan segala kemampuan profesionalnya mampu menjaga suasana yang kondusif di DPRD Jatim sehingga kami saat ini aman terkendali. Saya berterima kasih teman-teman bisa menciptakan suasana kondusif di Jatim di masa pemerintahan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak,” kata Sahat disambut tepuk tangan peserta raker.

Politisi Golkar ini menututkan, kebersamaan dan kerjasama menjadi penting dalam memberukan kepastian kepercayaan dari masyarakat ke pemerintah demi memelihara kondusifitas yang selama terjaga.

Politisi 3 Periode menjadi wakil rakyat di DPRD Jatim ini menyebut, kebersamaan yang terjalin sangat penting untuk mewujudkan pemerintahan yang tetap kondusif, karena akan memberikan kepastian kepercayaan kepada rakyat dan mempermudah pembangunan.

“Dalam setahun ini semuanya berita-berita yang teman-teman munculkan dan sajikan, yang teman-teman dapatkan dari berbagai narasumber, dokumen dan data terkait pemberitaan yang terjadi di dewan yang disampaikan ke masyarakat. Saya melihat masih dalam koridor terkendali dan sangat layak dikonsumsi secara positif,” kata pria yang juga Wakil Ketua FKPPI Jatim ini.

Kendati demikian, anggota Parlemen Jatim tiga periode ini mengaku, meski saat ini sudah terjalan hubungan emosional dari para anggota dewan dan anggota Pokja Indrapura, namun bukan berarti para dewan bisa mengintervensi terkait bemberitaan yang ada.

Para jurnalis Indrapura diharapnya tetap mengedepankan independensi dan patuh terhadap kode etik jurnalis.

“Saya tahu kita sudah terbentuk hubungan kebatinan, namun saya nitip beberapa hal. Teman teman tetap dalam koridor sebagai jurnalis yang profesional. Kami tidak punya kemampuan mengintervensi, mengarahkan, karena kami harus menghargai wilayah kebebasan berpendapat, berekspresi. Kebebasan jurnalis yang absolut dimiliki teman teman pers. jadi silahkan saya tidak ada pesan secara eksplisit dan secara objektif mengatakan jangan vokal atau sejenisnya,” ungkap Sahat.

Sekretaris DPD Golkar Jatim ini menyebut munculnya dinamika di Indrapura adalah hal menarik untuk ditulis, ini hal lumrah jika kemudian diberitakan oleh media sebagaimana tugasnya menyampaikan kegiatan para wakil rakyat. Hal tersebut dikatakannya setelah melihat pemberitaan satu tahun belakangan ini.

“Dalam setahun ini saya melihat dinamika yang terjadi di Indrapura. Ketika anggota dewan menyampaikan ekspresi ketidak puasan atau kritik terkait masalah kebijakan pemerintahan, itu tidak ada yang salah. Dan kemudian ditulis oleh teman teman wartawan itu adalah sesuatu yang lumrah. Maka jika ada yang terganggu dengan pemberitaan itu. Hanya orang orang yang merasa dia berkepentingan disitu , atau merasa menjadi bagian dari proses yang tidak tepat itu yang akan kuatir,” tegasnya.

Meski begitu kedepan kata Sahat, dalam menyampaikan sebuah berita, Pokja Indrapura diingatkan untuk mengedepankan data yang faktual, tidak berasumsi dengan menganalisa dari hasil data yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

“Kalau saya pernah menegur tentang sebuah pemberitaaan lalu saya minta dikoreksi bukan karena saya tidak suka. Namun karena ada yang terganggu yaitu pemerintahan yang itu berdampak pada kepercayaan masyarakat kepada pemerintahan , walau sebenarnya itu juga mengasyikkan untuk bisa jadi seri 1, 2, 3. Persoalannya saya melihat data yang disajikan itu faktualitasnya perlu dipertanyakan karena berasal dari nara sumber yang sulit dipertanggung jawabkan originalitanya, Dan menimbulkan beragan asumsi dan ini arus dikoreksi. Saya melihat secara proses inputnya tidak begitu. originalitas data itu kurang benar sehingga saya minta diluruskan,” ungkapnya.

Namun lanjutnya, jika data itu berasal dari sumber yang benar disajikan dengan benar dan itu datanya benar Sahat mempersilahkan untuk diberitakan sesuai fakta.

“Kalau data nya benar diolah dengan benar, kenapa tidak? Silahkan tampilkan, itu kontrol buat kita. Tapi kalau berasumsi sendiri, menganalisa sendiri, tanpa data yg kongkrit, akhirya menjadi distorsi informasi,” kata Sahat mengingatkan.

Kedepan Sahat meminta Pokja Indrapura tetap menjaga kedewasannya, apalagi menghadapi kontestasi politik jelang 2024, yang akan menyebabkan dinamika politik yang akan sangat tinggi. Pokja Indrapura diingatkan agar tetap menjaga independensi dan objektifitasnya, tidak justru larut dalam dinamika tersebut,

“Maka objektifitas dan independensi teman teman ini yang akan menjadikan Jatim tetap kondusif,” ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here