Meskipun Masa Pandemi, Produktivitas Tanaman Tembakau di Lamongan Meningkat

Lamongan
Tanam tembakau perdana jenis virginia K326 di Desa Nguwok, Kecamatan Modo

Liputanjatim.comMeskipun di tengah pandemi Covid-19 Produktivitas tanaman tembakau di Kabupaten Lamongan, Jatim, mengalami peningkatan secara signifikan hingga menempatkan Lamongan menjadi rangking lima penyumbang tembakau di Jawa Timur.

Hal tersebut diungkapkan Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikutura dan Perkebunan (TPHP) Lamongan, Sujarwo saat melakukan Tanam Tembakau Perdana jenis virginia K326 bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi di Desa Nguwok Kecamatan Modo.

Tanam tembakau perdana yang dilakukan oleh Bupati Yes ini menurut Sujarwo, tercatat 9.400 ton dari 122 ribu ton produksi tembakau tahun 2020 di Jawa Timur berasal dari Kabupaten Lamongan.

“Tembakau dari Lamongan ini termasuk penyumbang terbesar ke lima di Jawa Timur. tembakau kita tahun 2020 kemarin mencapai 9.400 ton dengan provitas 1,45 ton/ha. Sedangkan tahun 2019 hanya 8.400 ton dengan provitas 1,35 ton/ha. Ini menunjukkan meski ditengah pandemi, para petani terus mengalami produktivitas kerja,” terang Sujarwo, Jumat (4/6/2021).

Diterangkan lebih lanjut oleh Sujarwo, di Kabupaten Lamongan ada dua jenis tanaman tembakau yang ditanam para petani, yakni tembakau Virginia dan Jawa. Sujarwo menjelaskan, seluas 4.300 hektar lahan sawah di Kabupaten Lamongan di tanami tembakau jenis Virginia, 60 hektar diantaranya berada di Desa Nguwok, sementara 3.200 hektar menanam jenis tembakau Jawa.

Sebelumnya, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi juga melakukan tanam tembakau perdana jenis Virginia K326 di Desa Nguwok, Kecamatan Modo.

Yuhronur mengatakan meski produktivitas tembakau di wilayah Jawa Timur mengalami penurunan pada tahun 2020, justru Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan.

Hal ini, kata dia, menunjukkan para petani terus mengalami produktifitas kerja meski di situasi pandemi.

“Produksi tembakau di Jawa Timur pada tahun 2020 hanya 122 ribu ton, sedangkan tahun 2019 mencapai 135 ribu ton, artinya mengalami penurunan. Sementara kami malah mengalami kenaikan, bahkan provitas kita di atas rata-rata Jawa Timur. ini menunjukkan para petani terus mengalami produktivtas kerja meski di situasi pandemi,” katanya.

Tak hanya tanaman tembakau saja, Yuhronur mengakui pada sektor pertanian seperti padi juga meningkat dari produksi 1.025.000 ton pada 2019, menjadi 1.100.000 ton pada 2020.

Mengenai serangan hama tikus, Yuhronur menyatakan telah dilakukan pengendalian melalui Gerakan Pengendalian (Gedral) Hama Tikus, sebagai upaya menjaga agar tanaman pangan di Kabupaten Lamongan tetap terjaga.

“Pengendalian hama tikus menggunakan belerang ini merupakan salah satu upaya pengendalian hama secara kimiawi. Namun begitu, saya berharap agar petani tetap menggunakan pengendalian hayati seperti Rubuha (Rumah Burung Hantu),” tandasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here